BULUGHUL
MARAM (BAB JENAZAH)
Kematian adalah
sesuatu kejadian yang pasti menimpa manusia, kapan kita mati hanya Allah yang
maha mengetahui, mengapa Allah merahasiakan kematian manusia, supaya manusia
selalu mempersiapakan diri mencari amal untuk bekal di hari akhir nanti, karena
jika kita tidak mencari amal kita akan rugi nanati di akhirat, dan salah satu
kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah ziarah kubur, berikut beberapa
hadis shohih tentang tata cara ziarah kubur dan hal-hal yang berkaitan dengan
mayit.
Orang yang sakaratul maut, akan mengungkapkan rasa saakitnya dengan ucapan
yang setiap hari diucapkan, jika dia beriman akan mengucapkan lafad Allah, tapi
jika dia kafir akan berkata yang jorok. Maka dari itu, kewajiban yang hidup
menuntun membaca lafad Allah, yaitu :
Hadits No. 558
Dari Abu Said dan Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tuntunlah orang yang
hampir mati di antara kamu dengan Laa ilaaha illallah.” Riwayat
Muslim dan Imam Empat.
وَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَا: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم ( لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ, وَالْأَرْبَعَةُ
Hadits
No. 559
Dari Ma’qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara
kamu.” Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
وَعَنْ مَعْقِلِ بْنِ
يَسَارٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( اقْرَؤُوا
عَلَى مَوْتَاكُمْ يس ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ,
وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّان
Dan hal-hal yang disunahkan Rasul
kepada orang yang mati dalam keadaan muslim dan beriman , antara lain :
Hadits
No. 564
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Mengenai orang yang terjatuh dari
kendaraannya kemudian meninggal, mandikanlah ia dengan air dan bidara, dan
kafankanlah dengan dua lapis kainnya.” Muttafaq
Alaihi.
َوَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا: أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ فِي
اَلَّذِي سَقَطَ عَنْ رَاحِلَتِهِ فَمَاتَ: ( اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ,
وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْنِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Hadits
No. 566
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam masuk ketika kami sedang memandikan jenazah
puterinya, lalu beliau bersabda: “Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih
dari itu. Jika kamu pandang perlu pakailah air dan bidara, dan pada yang terakhir
kali dengan kapur barus :kamfer) atau campuran dari kapur barus.” Ketika kami
telah selesai, kami beritahukan beliau, lalu beliau memberikan kainnya pada
kami seraya bersabda: “Bungkuslah ia dengan kain ini.” Muttafaq Alaihi. Dalam
suatu riwayat: “Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat wudlu.”
Dalam suatu lafadz menurut Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya tiga pintalan
dan kami letakkan di belakangnya.
َوَعَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ
رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( دَخَلَ عَلَيْنَا اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه
وسلم وَنَحْنُ نُغَسِّلُ ابْنَتَهُ، فَقَالَ: “اغْسِلْنَهَا ثَلَاثًا, أَوْ
خَمْسًا, أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، إِنْ رَأَيْتُنَّ ذَلِكَ, بِمَاءٍ وَسِدْرٍ,
وَاجْعَلْنَ فِي الْآخِرَةِ كَافُورًا, أَوْ شَيْئًا مِنْ كَافُورٍ”، فَلَمَّا فَرَغْنَا
آذَنَّاهُ, فَأَلْقَى إِلَيْنَا حِقْوَهُ.فَقَالَ: “أَشْعِرْنَهَا إِيَّاهُ”
) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ: ( ابْدَأْنَ بِمَيَامِنِهَا
وَمَوَاضِعِ اَلْوُضُوءِ مِنْهَا ). وَفِي لَفْظٍ ِللْبُخَارِيِّ: ( فَضَفَّرْنَا
شَعْرَهَا ثَلَاثَةَ قُرُونٍ, فَأَلْقَيْنَاهُ خَلْفَهَا )
Hadits
No. 567
Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dikafani dengan tiga kain putih bersih dari
kapas, tanpa ada baju dan surban padanya. Muttafaq
Alaihi.
َوَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: ( كُفِّنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي
ثَلَاثَةِ أَثْوَابٍ بِيضٍ سَحُولِيَّةٍ مِنْ كُرْسُفٍ, لَيْسَ فِيهَا قَمِيصٌ
وَلَا عِمَامَةٌ. ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Sedangkan orang
yang mati syahid (berjuang demi membela agama Allah), tidak perlu dimandikan
dan dikafani karena darah yang mengalir pada mereka akan berbau harum
diakhirat.
Dan tata cara menyolatkan jenazah,
antara lain :
Hadits No. 586
Tholhah
Ibnu Abdullah Ibnu Auf Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah sholat jenazah
di belakang Ibnu Abbas, dia membaca al-Fatihah kemudian 4:setelah sholat)
berkata: Agar mereka tahu bahwa itu sunnah Rasul. Riwayat Bukhari.
َوَعَنْ طَلْحَةَ بْنِ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ: ( صَلَّيْتُ خَلَفَ ابْنِ عَبَّاسٍ عَلَى
جَنَازَةٍ, فَقَرَأَ فَاتِحَةَ الكْتِابِ فَقَالَ: لِتَعْلَمُوا أَنَّهَا سُنَّةٌ
) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
Dan tata cara mengkuburkan jenazah, antara lain :
Hadits No. 592
Menurut
riwayat Bukhari pula dari hadits Abu Hurairah: “Barangsiapa mengikuti jenazah
seorang muslim karena iman dan mencari ridlo’-Nya, ia bersamanya sampai
disholatkan dan selesai pemakamannya, maka ia sesungguhnya pulang dengan dua
qirath, tiap qirath seperti gunung Uhud.
َوَلِلْبُخَارِيِّ: (
مَنْ تَبِعَ جَنَازَةَ مُسْلِمٍ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, وَكَانَ مَعَهُ حَتَّى
يُصَلَّى عَلَيْهَا وَيُفْرَغَ مِنْ دَفْنِهَا فَإِنَّهُ يَرْجِعُ بِقِيرَاطَيْنِ,
كُلُّ قِيرَاطٍ مِثْلُ أُحُدٍ )
Hadits No. 601
Menurut
riwayat Baihaqi dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu ada hadits semisal, dengan
tambahan: Dan kuburannya ditinggikan sejengkal dari tanah. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban.
َوَلِلْبَيْهَقِيِّ عَنْ
جَابِرٍ نَحْوُهُ, وَزَادَ: ( وَرُفِعَ قَبْرُهُ عَنِ الْأَرْضِ قَدْرَ شِبْرٍ
) وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّان َ
Hadits No. 602
Dari
Jabir Radliyallaahu ‘anhu menurut riwayat Muslim: Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan
membangun di atasnya.
َوَلِمُسْلِمٍ عَنْهُ: (
نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ, وَأَنْ
يُقْعَدَ عَلَيْهِ, وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ )
Dan
hukum menziarahi kubur adalah :
Hadits No. 607
Dari
Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Dulu aku melarang kamu sekalian
menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia.” Riwayat Muslim. Tirmidzi
menambahkan: “Karena ia mengingatkan akan akhirat.”
َوَعَنْ بُرَيْدَةَ بْنِ
الْحَصِيبِ الْأَسْلَمِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم ( نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا ) رَوَاهُ
مُسْلِم ٌ. زَادَ اَلتِّرْمِذِيُّ: ( فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar