Dikisahkan
dari Sayid Al-Huda bahwasanya Imam Syafi’i Rhm. memiliki sebuah kitab
yang sudah tidak beredar sekarang ini, saat itu bahkan hendak dibuang ke
laut. Di dalam kitab tersebut memuat cerita yang gharib (asing), yang
jarang disebut oleh para Ulama mengenai hal ini. Pada saat cerita ini
disebut di dengar oleh Imam Ahmad al-Hanbal (muridnya, dan didengar /
dihadiri secara ruhaniyah oleh Gurunya Imam Malik Rhm dan Imam Hanafi
Rhm.
Ceritanya adalah tentang seorang Nasrani Paderi (demikian cerita ini
didengar) yang bertaubat dari agamanya (Nasrani). Diawali ketika ia
diilhami tentang kebenaran ajaran Islam, sehingga membuatnya bimbang dan
ingin berpindah menganut agama Islam. Kemudian ia melakukan thawaf
mengelilingi Ka’bah tujuh kali. Setelah itu ia mengalami guncangan
hebat, sehingga ia memutuskan untuk mengembara ke tempat kesunyian.
Hingga ketika ia sampai di suatu tempat di pinggir laut, ia menghentikan
langkahnya. Saat itu waktu sudah gelap gulita. Tiba-tiba terdengarlah
gemuruh suara seperti suara hewan. Suasana hatinya bercampur aduk, mulai
dari gundah, was-was, takut kalau-kalau binatang buas menyergapnya.
Akhirnya ia memutuskan naik ke sebuah pohon besar. Di sana ia tidak bisa
tidur.
Seketika suara gemuruh itu semakin jelas. Ia melihat di permukaan laut ada sebuah makhluk Allah bertubuh besar yang aneh menurut pandangannya. Kepalanya berwujud burung kasuari tapi berwajah seperti manusia (yang memiliki paruh), badannya seperti unta (memiliki punuk), ekornya seperti ekor ikan. Ia hanya muncul di permukaan laut saja.
Seketika suara gemuruh itu semakin jelas. Ia melihat di permukaan laut ada sebuah makhluk Allah bertubuh besar yang aneh menurut pandangannya. Kepalanya berwujud burung kasuari tapi berwajah seperti manusia (yang memiliki paruh), badannya seperti unta (memiliki punuk), ekornya seperti ekor ikan. Ia hanya muncul di permukaan laut saja.
Si Nasrani melihatnya dari kejauhan berteriak, ‘Hai siapa itu?’ Malaikat
tersebut menegurnya, ‘Wahai manusia, mengapa engkau tidak mengucapkan
salam kepadaku?’ Akhirnya si Nasrani pun mengikuti apa yang
diperintahkannya.
Saat ia turun dari pohon ia kaget melihat lebih dekat bentuk asli
makhluk itu, ia berniat untuk lari karena takut. Tapi ia ditegur oleh
malaikat tersebut, ‘Wahai manusia, mengapa engkau lari dariku? Jika
engkau lari niscaya engkau akan binasa’. Maka berhentilah Nasrani tadi.
Setelah mengalami peristiwa tersebut, bertambah mantaplah si Nasrani ini untuk berpindah keyakinan dari Nasrani menjadi seorang muslim. Dan ia meyakini bahwa apa yang dipegang selama ini (agamanya) adalah keliru, dan Islam lah yang benar menurutnya.
Nabi Khidir As. berkata: ‘Barang siapa yang melantunkan tasbih malaikat
tersebut, maka pahalanya seperti pahalah makhluk tersebut berdzikir dari
awal hingga akhir hayatnya’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar